Suatu ketika di kantor guru, saya kedatangan seorang tamu, seorang
teman memberi tahu saya bahwa saya sedang dicari seseorang berseragam
polisi, wah ada apa nich..? tanya saya dalam hati, pikiran saya sudah
mulai menebak-nebak, apa ada anak yang tawuran? Atau ada sesuatu yang
tidak beres di sekolah ini, pikir saya. Dengan deg-deg an, saya minta
tamu tersebut masuk ke ruang kantor saya. Sesaat masuk, tamu dengan
pakaian dinas polisi tersebut, memberi hormat kepada saya dan dengan
sikap tegap mengatakan. “Lapor Pak, Saya Letnan Satu Herzoni Saragih,
murid Bapak angkatan pertama SMP YPPSB, saat ini bertugas menjadi
Kepala Polisi Sektor ....di Kabupaten Bulungan Kaltim”. Sontak saya
peluk dia. Herzoni bercerita banyak tentang tugas-tugasnya, teman
seangkatannya yang telah jadi dokter, pengusaha cargo, ada yang jadi
karyawan di perusahaan asing, ada yang melanjutkan kuliah di luar negri
dan lain-lain. Mendengar itu semua, ada air mata bahagia, ada aliran
hangat yang menyelimuti hati saya. Ada rasa bangga bahwa murid saya
telah berhasil mencapai apa yang dicita-citakan, ada rasa haru atas
pengakuan dan rasa hormat murid saya tersebut, walau sudah berpisah
sekian lama. Ada rasa bahagia di hati saya.
Pada kisah
yang lain, saya mendapat informasi dari teman-teman guru dan para orang
tua murid bahwa salah satu bekas murid saya yang dulu sangat dekat
dengan saya, telah menjadi preman di kawasan Town Hall, sebuah kawasan
perniagaan di kota Sangatta kabupaten Kutai Timur. Namanya sebut saja
Robin. Dari info yang saya dapatkan penampilan Robin sudah sangat
berbeda, rambutnya gondrong, pakai kalung, dan anting-anting, pakaian
khasnya rompi kulit, pakai ikat kepala gaya penyanyi rap, matanya
merah, mulutnya bau minuman keras, dan lain-lain. Pendek kata label
preman telah diberikan lingkungannya terhadap Robin. Ada rasa gundah di
hati saya, ada rasa sedih yang menyelimuti hati saya, ada beribu-ribu
pertanyaan di pikiran saya, apa yang terjadi pada anak tersebut? Dan
mengapa dia memilih menjadi preman pasar seperti itu?
Suatu
ketika, secara tidak sengaja saya bertemu Robin, dia ingin menghindari
saya namun saya coba panggil namanya, saya hampiri dan salami dia
dengan hangat. Saya tatap matanya?, saya menduga ada luka yang mendalam
terlihat dari sorot matanya. Saya tanya apa kabarnya?, dia menjawab
yah beginilah Pak, seperti yang bapak lihat. Dia mengatakan, apakah
Bapak tidak malu mempunyai murid seperti saya? Tanyanya. Saya menjawab
"Malu?, mengapa harus malu?, jadi apapun kamu, kamu telah ditakdirkan
menjadi murid saya. Kata-kata itu spontan keluar dari mulut saya. Kami
mencari tempat duduk yang nyaman, di teras sebuah toko yang dirindangi
pohon. Saya menjadi pendengar yang baik dari masalah yang telah menimpa
dirinya, “Ayah saya kawin lagi, dia tidak mempedulikan kami, dia
berlaku kasar terhadap Ibu saya, Kalau ketemu akan saya bunuh mereka”.
Kata Robin dengan geramnya. Saya mencoba berempati, mendengarkan
"curhat"nya, setelah semua sudah dicurahkan saya mencoba menanyakan
kembali sebenarnya dia dulu memiliki cita-cita seperti apa?, ”Saya
ingin jadi arsitek Pak, saya tinggalkan kuliah saya karena masalah
ini”. Katanya. Tidak banyak yang bisa saya berikan, saya hanya
mendengarkan dan menggali harapannya. Sebelum berpisah, saya tepuk
pundaknya dan saya katakan, “Kamu anak cerdas dan kamu pasti bisa jadi
Arsitek”. Saya sampaikan juga bahwa saya bersedia bertemu kapan saja
yang dia butuhkan.
6 bulan kemudian, saat saya dan
keluarga sedang menikmati liburan di Kawasan Mall Mesra Indah di
Samarinda. Ada seorang pemuda memanggil saya, Pak Joko...Pak Joko....,
Saya Robin Pak. Saya hampir tidak mengenalnya, rambutnya rapi,
pakaiannya rapi dan sopan, sorot matanya penuh keceriaan. Dia
mengatakan, saat ini saya kuliah lagi, Pak. Setelah bertemu dengan
Bapak, saya terus berpikir dan akhirnya memutuskan kuliah lagi.
Subhanallah, perasaan saya yang awalnya gundah, sedih berubah menjadi
begitu senang, haru dan bahagia.
Kutipan eh pastean
dari:
http://www.klubguru.com/2-view.php?subaction=showfull&id=1275294166&ucat=34&archive=&start_from=&
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thank you :)